POLTEKAD KODIKLATAD
JURUSAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI
PRAKTIK KOMUNIKASI DATA
MODUL PRAKTIKUM 12
INTERNET PROTOKOL KELAS C (SUBNETTING DAN NETMASK)
1. Umum.
IP (Internet Protocol Address) adalah deretan angka biner antara 32 bit sampai
128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam
jaringan Internet, singkatnya IP adalah salah satu protokol atau metoda atau
mekanisme dalam memberikan alamat terhadap sebuah end device. IP dikembangkan
oleh Internet Engineering Task Force (IETF). Lalu apakah yang dimaksud dengan end
device.
End Device adalah semua perangkat yang memulai (initiate/asal muasal) sebuah
komunikasi data dan juga perangkat tempat komunikasi tersebut nantinya akan berakhir
(terminate). cara kerja end device itu sendiri sama halnya seperti kinerja pada sebuah
"hubungan" antara komputer dengan sebuah printer, dimana komputer tersebut
berperan sebagai infroman ( pembangun informasi ) dan printer sebagai penerima dari
informasi tersebut.
Jenis / versi IP yang kita ketahui umumnya ada 2 yaitu IPv4 dan IPv6. Lalu
apakah ada IPv1, IPv2, IPv3, dan IPv5 ? Sebetulnya ada namun IP dengan versi
tersebut berada dalam pemakaian dan pengawasan khusus untuk para ilmuwan IETF.
Nah oleh karena itu IPv4-lah yang akhirnya disepakati untuk dipakai mulai dokumen
resminya dipublikasikan Januari 1980 lalu diperbarui pada September 1981 dan
akhirnya sampai sekarang menjadi metode pengalamatan yang paling banyak
digunakan. Namun dikarenakan IPv4 mulai banyak digunakan hingga akhirnya alamat
yang tersisa pun semakin menipis, Disitulah dikembangkan IPv6 dengan panjang 128
bit, IPv4 panjangnya hanya 32 bit yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut
pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.
2. Tujuan Praktikum.
Menghitung subnet jaringan komputer menggunakan metode CIDR dan VLSM
(Variable Length Subnet Mask) pada kelas C, B dan A.
3. Alat dan Bahan.
a. Laptop/PC;
b. Modul Praktikum;
4. Landasan Teori.
Subnetting adalah proses memecah suatu IP jaringan ke sub jaringan yang lebih
kecil yang disebut "subnet." Setiap subnet deskripsi non-fisik (atau ID) untuk jaringan-
sub fisik (biasanya jaringan beralih dari host yang mengandung satu router -router
dalam jaringan multi). Mengapa harus melakukan subnetting? Ada beberapa alasan
mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya
bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
b. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan
daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai
network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address
network yang unik.
c. Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu
banyaknya host dalam suatu network.
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara yaitu binary yang
relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Penulisan IP address umumnya adalah
dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24. Penjelasanya
adalah bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Kenapa
bisa seperti ?maksud /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask
diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut
dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun
1992 oleh IEFT.
Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang
mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID
dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau
jaringan luar. RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut
juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk
membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit
subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
a. Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke
nilai 1.
b. Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai
0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan
sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen
saja. Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier
berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika
membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node
TCP/IP.
5. Penghitungan Subnet Dengan Menggunakan Metode CIDR.
Alamat IP terdiri dari 32 bit dan dituliskan menjadi 4 nilai numerik yang masing-
masing bernilai 8 bit, contoh misalkan nomor IP 192.168.19.1 yang sebenarnya adalah
11000000 10101000 00010011 00000001 dimana :
a. 11000000 merupakan bilangan binary 8 bit dari 192;
b. 10101000 merupakan bilangan binary 8 bit dari 168;
c. 00010011 merupakan bilangan binary 8 bit dari 19; dan
d. 00000001 merupakan bilangan binary 8 bit dari 1.
Hal-hal yang berhubungan dengan penghitungan subnetting adalah : Jumlah
Subnet, Jumlah Host Per Subnet, Blok Subnet dan Alamat Host Broadcast.
CIDR (Classless Inter-Domain Routing) merupakan metode penghitungan
alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C,
kelas D dan kelas E. Subnetmask dikelompokkan menurut kelasnya seperti berikut :
a. Kelas C : /25 sampai /30 (dengan penghitungan pada octet ke 4);
b. Kelas B : /17 sampai /30 (dengan peghitungan pada octet ke 3 dan 4); dan
c. Kelas A : /8 sampai /30 (dengan peghitungan pada octet ke 2, 3, dan 4).
Tabelnya digambarkan sebagai berikut :
Tabel 2.1. Subnetmask
Subnet Mask Nilai CIDR
255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11
255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13
255.252.0.0 /14
255.254.0.0 /15
255.255.0.0 /16
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
255.255.255.12
8 /25
255.255.255.19
2 /26
255.255.255.22
4 /27
255.255.255.24
0 /28
255.255.255.24
8 /29
255.255.255.25
2 /30
6. Menghitung Subnet Kelas C.
Contoh :
diketahui suatu IP 192.168.1.0/26
hitunglah jumlah subnet, host per subnet, blok subnet dan buat tabelnya
Jawaban :
IP di atas adalah Kelas C
Penghitungan yang digunakan pada octet ke 4
Subnetmasknya /26 = 255.255.255.192
Bilangan binernya = 11111111.11111111.11111111.11000000
a. Jumlah Subnet = 2 x (x = banyaknya bineri 1 pada octet 4 yang bergaris
bawah untuk kelas C). Jadi Jumlah Subnetnya adalah 2 2 = 4 subnet
b. Jumlah Host per Subnet = 2 y – 2 (y = banyaknya bineri 0 pada octet 4
untuk kelas C). Jadi Jumlah Host per Subnetnya adalah 2 6 – 2 = 62 host
c. Blok Subnet = 256 – nilai octet terakhir subnetmask. Jadi Blok
Subnetnya adalah 256 – 192 = 64. Jadi Blok Subnetnya = 0, 64, 128, 192
d. Tabel sebagai berikut :
Subnet : sesuai pada blok subnet
Host Pertama : 1 angka setelah subnet
Broadcast : 1 angka sebelum subnet berikutnya
Host terakhir : 1 angka sebelum broadcast
Tabel Pembagian Subnet Kelas C
6
Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.12
8
192.168.1.19
2
Host
Pertama
192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.12
9
192.168.1.19
3
Host
Terakhir
192.168.1.6
2
192.168.1.12
6
192.168.1.19
0
192.168.1.25
4
Broadcast 192.168.1.6
3
192.168.1.12
7
192.168.1.19
1
192.168.1.25
5
7. Menghitung Subnet Kelas B.
Perhitungan subnet kelas B subnetmask /17 sampai /30 perhitungannya pada
octet ke 3 dan 4.
Contoh :
Diketahui suatu IP 172.16.0.0/25.
hitunglah jumlah subnet, host per subnet, blok subnet dan buat tabelnya
Jawaban :
Subnetmasknya /25 yaitu 255.255.255.128
Bilangan binernya = 11111111.11111111.11111111.10000000
a. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
b. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
c. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi Blok Subnetnya = 0, 128
d. Tabelnya sebagai berikut :
Tabel Pembagian Subnet Kelas B
Subnet 172.16.0.0 172.16.0.12
8
172.16.1.0 … 172.16.255.12
8
Host
Pertama
172.16.0.1 172.16.0.12
9
172.16.1.1 … 172.16.255.12
9
Host
Terakhir
172.16.0.12
6
172.16.0.25
4
172.16.1.12
6
… 172.16.255.25
4
Broadcas 172.16.0.12 172.16.0.25 172.16.1.12 … 172.16.255.25
7
t 7 5 7 5
8. Menghitung Subnet Kelas A.
Menghitung subnet kelas A dilakukan pada octet ke 2, 3 dan 4.
Contoh :
Diketahui suatu IP 10.0.0.0/16.
hitunglah jumlah subnet, host per subnet, blok subnet dan buat tabelnya
Jawaban :
Subnetmasknya /16 yaitu 255.255.0.0
bilangan biner = 11111111.11111111.00000000.00000000.
a. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
b. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
c. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Blok Subnetnya : 0,1,2,3,4, dst.
d. Tabelnya sebagai berikut :
Tabel Pembagian Subnet Kelas A
Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0
Host
Pertama
10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.255.0.1 10.255.0.1
Host
Terakhir
10.0.255.25
4
10.1.255.25
4
… 10.254.255.25
4
10.255.255.25
4
Broadcas
t
10.0.255.25
5
10.1.255.25
5
… 10.254.255.25
5
10.255.255.25
5
9. Penghitungan Subnet Dengan Menggunakan Metode VLSM.
VLSM merupakan metode yang memberikan Network Address lebih dari 1
subnetmask, berbeda dengan CIDR yang hanya memiliki 1 subnetmask saja. VLSM
memiliki manfaat untuk mengurangi jumlah alamat yang terbuang.
Contoh :
Diketahui IP 192.168.0.0 /27
8
Rencananya IP Address di atas akan digunakan dalam 3 jaringan. LAN1 100
host, LAN2 50 host dan LAN3 10 host. Bagilah IP di atas dengan menggunakan
metode perhitungan VLSM.
Jawaban :
a. Urutkan jaringan dari host yang paling besar sampai dengan host yang
terkecil.
1) LAN1 100 host
2) LAN2 50 host
3) LAN3 10 host
b. Buat urutan desimal seperti berikut :
2 7 2 6 2 5 2 4 2 3 2 2 2 1 2 0
128 64 32 16 8 4 2 1
c. Hitung jumlah range IP dan prefixnya seperti berikut :
1) Menghitung jumlah range IP dan prefix LAN1.
100 < 2 n – 2 (100 adalah jumlah host LAN1, n adalah pangkat yang diambil
dari urutan desimal)
100 < 2 7 – 2
100 < 128 – 2
100 < 126 (126 adalah jumlah host LAN 1)
Menghitung prefix = 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit dari netmask,
n adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)
Jadi prefix = 32 – 7
= 25 (25 adalah prefix LAN1, netmasknya = 255.255.255.128 /25)
2. Menghitung jumlah range IP dan prefix LAN2.
50 < 2 n – 2 (50 adalah jumlah host LAN2, n adalah pangkat yang diambil
dari urutan desimal)
50 < 2 6 – 2
50 < 64 – 2
50 < 62 (62 adalah jumlah host LAN2)
9
Menghitung prefix = 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit dari netmask,
n adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)
Jadi prefix = 32 – 6
= 26 (26 adalah prefix LAN2, netmasknya = 255.255.255.192 /26)
3. Menghitung jumlah range IP dan prefix LAN3.
10 < 2 n – 2 (10 adalah jumlah host LAN3, n adalah pangkat yang diambil
dari urutan desimal)
10 < 2 4 – 2
10 < 16 – 2
10 < 14 (14 adalah jumlah host LAN3)
Menghitung prefix = 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit dari netmask,
n adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)
Jadi prefix = 32 – 4
= 28 (28 adalah prefix LAN3, netmasknya = 255.255.255.240 /28)
d. Buat tabel pembagian IP Addressnya.
LA
N IP SUBNET
IP
BROADCAS
T
IP HOST 1 IP HOST N PREFI
X
1 192.168.0.0 192.168.0.12
7
192.168.0.1 192.168.0.12
6
/25
2 192.168.0.12
8
192.168.0.19
1
192.168.0.12
9
192.168.0.19
0
/26
3 192.168.0.19
2
192.168.0.20
7
192.168.0.19
3
192.168.0.20
6
/28
255,255
e. Cara kedua.
Lebih mudah untuk mengitung kelas A dan B
Contoh :
10
Diketahui IP 192.168.0.0 /27
Rencananya IP Address di atas akan digunakan dalam 3 jaringan. LAN1 100
host, LAN2 50 host dan LAN3 10 host. Bagilah IP di atas dengan menggunakan
metode perhitungan VLSM.
1) LAN1.
Menghitung prefix = 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit dari netmask,
n adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)
Jadi prefix = 32 – 7
= 25 (25 adalah prefix LAN1, netmasknya = 255.255.255.128 /25)
255.255.255.255
255.255.255.128 _
0. 0. 0.127
IP Broadcast
192.168.0.0
0. 0.0.127 +
192.168.0.127
2) LAN 2
255.255.255.255
255.255.255.192 _
0. 0. 0. 63
IP Broadcast
192.168.0.127+1
0. 0.0.63 +
192.168.0.191
10. Langkah-langkah Praktikum.
Diketahui:
a) Kelas C. IP 192.168.100.0/25
b) Dengan metode CIDR hitunglah jumlah subnet, host per subnet, blok
subnet.
11
c) Buatlah tabel pembagian subnet.
d) Buatlah Jaringan sederhana dengan menggabungkan 4 Laptop
(kelompok) melalui kabel LAN dan Switch dengan IP Kelas C.
a. IP 192.168.100.0/25
b. IP 192.168.100.0/27
c. IP 192.168.100.0/29