Wavy Tail

Minggu, 23 Agustus 2020

 POLTEKAD KODIKLATAD

JURUSAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI


PRAKTIK KOMUNIKASI DATA


MODUL PRAKTIKUM 12


INTERNET PROTOKOL KELAS C (SUBNETTING DAN NETMASK)


1. Umum.


IP (Internet Protocol Address) adalah deretan angka biner antara 32 bit sampai

128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam

jaringan Internet, singkatnya IP adalah salah satu protokol atau metoda atau

mekanisme dalam memberikan alamat terhadap sebuah end device. IP dikembangkan

oleh Internet Engineering Task Force (IETF). Lalu apakah yang dimaksud dengan end

device.

End Device adalah semua perangkat yang memulai (initiate/asal muasal) sebuah

komunikasi data dan juga perangkat tempat komunikasi tersebut nantinya akan berakhir

(terminate). cara kerja end device itu sendiri sama halnya seperti kinerja pada sebuah

"hubungan" antara komputer dengan sebuah printer, dimana komputer tersebut

berperan sebagai infroman ( pembangun informasi ) dan printer sebagai penerima dari

informasi tersebut.

Jenis / versi IP yang kita ketahui umumnya ada 2 yaitu IPv4 dan IPv6. Lalu

apakah ada IPv1, IPv2, IPv3, dan IPv5 ? Sebetulnya ada namun IP dengan versi

tersebut berada dalam pemakaian dan pengawasan khusus untuk para ilmuwan IETF.

Nah oleh karena itu IPv4-lah yang akhirnya disepakati untuk dipakai mulai dokumen

resminya dipublikasikan Januari 1980 lalu diperbarui pada September 1981 dan

akhirnya sampai sekarang menjadi metode pengalamatan yang paling banyak

digunakan. Namun dikarenakan IPv4 mulai banyak digunakan hingga akhirnya alamat

yang tersisa pun semakin menipis, Disitulah dikembangkan IPv6 dengan panjang 128

bit, IPv4 panjangnya hanya 32 bit yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut

pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.




2. Tujuan Praktikum.

Menghitung subnet jaringan komputer menggunakan metode CIDR dan VLSM

(Variable Length Subnet Mask) pada kelas C, B dan A.


3. Alat dan Bahan.

a. Laptop/PC;

b. Modul Praktikum;


4. Landasan Teori.

Subnetting adalah proses memecah suatu IP jaringan ke sub jaringan yang lebih

kecil yang disebut "subnet." Setiap subnet deskripsi non-fisik (atau ID) untuk jaringan-

sub fisik (biasanya jaringan beralih dari host yang mengandung satu router -router

dalam jaringan multi). Mengapa harus melakukan subnetting? Ada beberapa alasan

mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya

bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.

b. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan

daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai

network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address

network yang unik.

c. Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu

banyaknya host dalam suatu network.

Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara yaitu binary yang

relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Penulisan IP address umumnya adalah

dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24. Penjelasanya

adalah bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Kenapa

bisa seperti ?maksud /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask

diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:

11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut

dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun

1992 oleh IEFT.




Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang

mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID

dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau

jaringan luar. RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut

juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk

membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit

subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:

a. Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke

nilai 1.

b. Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai

0.

Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan

sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen

saja. Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier

berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika

membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node

TCP/IP.


5. Penghitungan Subnet Dengan Menggunakan Metode CIDR.

Alamat IP terdiri dari 32 bit dan dituliskan menjadi 4 nilai numerik yang masing-

masing bernilai 8 bit, contoh misalkan nomor IP 192.168.19.1 yang sebenarnya adalah

11000000 10101000 00010011 00000001 dimana :

a. 11000000 merupakan bilangan binary 8 bit dari 192;

b. 10101000 merupakan bilangan binary 8 bit dari 168;

c. 00010011 merupakan bilangan binary 8 bit dari 19; dan

d. 00000001 merupakan bilangan binary 8 bit dari 1.


Hal-hal yang berhubungan dengan penghitungan subnetting adalah : Jumlah

Subnet, Jumlah Host Per Subnet, Blok Subnet dan Alamat Host Broadcast.


CIDR (Classless Inter-Domain Routing) merupakan metode penghitungan

alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C,

kelas D dan kelas E. Subnetmask dikelompokkan menurut kelasnya seperti berikut :

a. Kelas C : /25 sampai /30 (dengan penghitungan pada octet ke 4);




b. Kelas B : /17 sampai /30 (dengan peghitungan pada octet ke 3 dan 4); dan

c. Kelas A : /8 sampai /30 (dengan peghitungan pada octet ke 2, 3, dan 4).

Tabelnya digambarkan sebagai berikut :


Tabel 2.1. Subnetmask

Subnet Mask Nilai CIDR

255.128.0.0 /9

255.192.0.0 /10

255.224.0.0 /11

255.240.0.0 /12

255.248.0.0 /13

255.252.0.0 /14

255.254.0.0 /15

255.255.0.0 /16

255.255.128.0 /17

255.255.192.0 /18

255.255.224.0 /19

255.255.240.0 /20

255.255.248.0 /21

255.255.252.0 /22

255.255.254.0 /23

255.255.255.0 /24

255.255.255.12

8 /25

255.255.255.19

2 /26

255.255.255.22

4 /27

255.255.255.24

0 /28

255.255.255.24

8 /29

255.255.255.25

2 /30




6. Menghitung Subnet Kelas C.

Contoh :

diketahui suatu IP 192.168.1.0/26

hitunglah jumlah subnet, host per subnet, blok subnet dan buat tabelnya

Jawaban :

IP di atas adalah Kelas C

Penghitungan yang digunakan pada octet ke 4

Subnetmasknya /26 = 255.255.255.192

Bilangan binernya = 11111111.11111111.11111111.11000000


a. Jumlah Subnet = 2 x (x = banyaknya bineri 1 pada octet 4 yang bergaris

bawah untuk kelas C). Jadi Jumlah Subnetnya adalah 2 2 = 4 subnet


b. Jumlah Host per Subnet = 2 y – 2 (y = banyaknya bineri 0 pada octet 4

untuk kelas C). Jadi Jumlah Host per Subnetnya adalah 2 6 – 2 = 62 host


c. Blok Subnet = 256 – nilai octet terakhir subnetmask. Jadi Blok

Subnetnya adalah 256 – 192 = 64. Jadi Blok Subnetnya = 0, 64, 128, 192


d. Tabel sebagai berikut :

Subnet : sesuai pada blok subnet

Host Pertama : 1 angka setelah subnet

Broadcast : 1 angka sebelum subnet berikutnya

Host terakhir : 1 angka sebelum broadcast


Tabel Pembagian Subnet Kelas C


6


Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.12


8


192.168.1.19

2


Host

Pertama


192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.12


9


192.168.1.19

3


Host

Terakhir


192.168.1.6

2


192.168.1.12

6


192.168.1.19

0


192.168.1.25

4


Broadcast 192.168.1.6


3


192.168.1.12

7


192.168.1.19

1


192.168.1.25

5


7. Menghitung Subnet Kelas B.

Perhitungan subnet kelas B subnetmask /17 sampai /30 perhitungannya pada

octet ke 3 dan 4.


Contoh :

Diketahui suatu IP 172.16.0.0/25.

hitunglah jumlah subnet, host per subnet, blok subnet dan buat tabelnya

Jawaban :

Subnetmasknya /25 yaitu 255.255.255.128

Bilangan binernya = 11111111.11111111.11111111.10000000


a. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet

b. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host

c. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi Blok Subnetnya = 0, 128

d. Tabelnya sebagai berikut :


Tabel Pembagian Subnet Kelas B

Subnet 172.16.0.0 172.16.0.12


8


172.16.1.0 … 172.16.255.12


8


Host

Pertama


172.16.0.1 172.16.0.12


9


172.16.1.1 … 172.16.255.12


9


Host

Terakhir


172.16.0.12

6


172.16.0.25

4


172.16.1.12

6


… 172.16.255.25

4


Broadcas 172.16.0.12 172.16.0.25 172.16.1.12 … 172.16.255.25


7


t 7 5 7 5


8. Menghitung Subnet Kelas A.

Menghitung subnet kelas A dilakukan pada octet ke 2, 3 dan 4.

Contoh :

Diketahui suatu IP 10.0.0.0/16.

hitunglah jumlah subnet, host per subnet, blok subnet dan buat tabelnya

Jawaban :

Subnetmasknya /16 yaitu 255.255.0.0

bilangan biner = 11111111.11111111.00000000.00000000.


a. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet

b. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host

c. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Blok Subnetnya : 0,1,2,3,4, dst.

d. Tabelnya sebagai berikut :


Tabel Pembagian Subnet Kelas A

Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0

Host

Pertama


10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.255.0.1 10.255.0.1


Host

Terakhir


10.0.255.25

4


10.1.255.25

4


… 10.254.255.25

4


10.255.255.25

4


Broadcas

t


10.0.255.25

5


10.1.255.25

5


… 10.254.255.25

5


10.255.255.25

5


9. Penghitungan Subnet Dengan Menggunakan Metode VLSM.

VLSM merupakan metode yang memberikan Network Address lebih dari 1

subnetmask, berbeda dengan CIDR yang hanya memiliki 1 subnetmask saja. VLSM

memiliki manfaat untuk mengurangi jumlah alamat yang terbuang.

Contoh :

Diketahui IP 192.168.0.0 /27


8


Rencananya IP Address di atas akan digunakan dalam 3 jaringan. LAN1 100

host, LAN2 50 host dan LAN3 10 host. Bagilah IP di atas dengan menggunakan

metode perhitungan VLSM.


Jawaban :

a. Urutkan jaringan dari host yang paling besar sampai dengan host yang

terkecil.

1) LAN1 100 host

2) LAN2 50 host

3) LAN3 10 host

b. Buat urutan desimal seperti berikut :

2 7 2 6 2 5 2 4 2 3 2 2 2 1 2 0

128 64 32 16 8 4 2 1


c. Hitung jumlah range IP dan prefixnya seperti berikut :

1) Menghitung jumlah range IP dan prefix LAN1.

100 < 2 n – 2 (100 adalah jumlah host LAN1, n adalah pangkat yang diambil

dari urutan desimal)

100 < 2 7 – 2

100 < 128 – 2

100 < 126 (126 adalah jumlah host LAN 1)


Menghitung prefix = 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit dari netmask,

n adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)

Jadi prefix = 32 – 7

= 25 (25 adalah prefix LAN1, netmasknya = 255.255.255.128 /25)


2. Menghitung jumlah range IP dan prefix LAN2.

50 < 2 n – 2 (50 adalah jumlah host LAN2, n adalah pangkat yang diambil

dari urutan desimal)

50 < 2 6 – 2

50 < 64 – 2

50 < 62 (62 adalah jumlah host LAN2)


9


Menghitung prefix = 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit dari netmask,

n adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)

Jadi prefix = 32 – 6

= 26 (26 adalah prefix LAN2, netmasknya = 255.255.255.192 /26)


3. Menghitung jumlah range IP dan prefix LAN3.

10 < 2 n – 2 (10 adalah jumlah host LAN3, n adalah pangkat yang diambil

dari urutan desimal)

10 < 2 4 – 2

10 < 16 – 2

10 < 14 (14 adalah jumlah host LAN3)


Menghitung prefix = 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit dari netmask,

n adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)

Jadi prefix = 32 – 4

= 28 (28 adalah prefix LAN3, netmasknya = 255.255.255.240 /28)


d. Buat tabel pembagian IP Addressnya.

LA

N IP SUBNET


IP

BROADCAS

T


IP HOST 1 IP HOST N PREFI

X


1 192.168.0.0 192.168.0.12

7


192.168.0.1 192.168.0.12

6


/25


2 192.168.0.12

8


192.168.0.19

1


192.168.0.12

9


192.168.0.19

0


/26


3 192.168.0.19

2


192.168.0.20

7


192.168.0.19

3


192.168.0.20

6


/28


255,255


e. Cara kedua.

Lebih mudah untuk mengitung kelas A dan B

Contoh :


10


Diketahui IP 192.168.0.0 /27

Rencananya IP Address di atas akan digunakan dalam 3 jaringan. LAN1 100

host, LAN2 50 host dan LAN3 10 host. Bagilah IP di atas dengan menggunakan

metode perhitungan VLSM.


1) LAN1.

Menghitung prefix = 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit dari netmask,

n adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)

Jadi prefix = 32 – 7

= 25 (25 adalah prefix LAN1, netmasknya = 255.255.255.128 /25)

255.255.255.255

255.255.255.128 _

0. 0. 0.127

IP Broadcast

192.168.0.0

0. 0.0.127 +

192.168.0.127


2) LAN 2

255.255.255.255

255.255.255.192 _

0. 0. 0. 63


IP Broadcast

192.168.0.127+1

0. 0.0.63 +

192.168.0.191


10. Langkah-langkah Praktikum.


Diketahui:

a) Kelas C. IP 192.168.100.0/25

b) Dengan metode CIDR hitunglah jumlah subnet, host per subnet, blok

subnet.


11

c) Buatlah tabel pembagian subnet.

d) Buatlah Jaringan sederhana dengan menggabungkan 4 Laptop

(kelompok) melalui kabel LAN dan Switch dengan IP Kelas C.

a. IP 192.168.100.0/25

b. IP 192.168.100.0/27

c. IP 192.168.100.0/29




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 POLTEKAD KODIKLATAD JURUSAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI PRAKTIK KOMUNIKASI DATA MODUL PRAKTIKUM 12 INTERNET PROTOKOL KELAS C (SUBNETTING DAN NETM...